Soegija

Rating:	★★
Category:	Movies
Genre:	Documentary

Rasanya kok TOLOL banget ya kalo ada yang berargumen sebelum melihat dan membayangkan bukan hanya dari satu sisi. Ketololan siapakah yang gw bicarakan pastinya yang bilang kalo film ini menyesatkan persis sama seperti gagalnya konser tanggal 3 kemarin, bisa ngehasut orang untuk pindah agama. WTF

Pas lagi nunggu antrian, tiba-tiba wanita cantik disebelah gw bilang "ini film kan sempet jadi kontroversi gara-gara isue kristenisasi...", secara tiba-tiba muka gw yang tadinya unyu-unyu bersahaja langsung berubah. Kok ya bisa tuh orang ngomong kaya gitu. At least studio yang gw tonton kemarin sore bareng yayang memang penuh sesak dan kita berdua serasa menjadi minoritas diantara mayoritas. Tapi kita berdua enjoy dan nikmati filmnya kok, sempet deg-degan juga kali aja pas lagi nonton tiba-tiba ada segerombolan orang tereak-tereak kaya kasusnya si Manji.

Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ (lahir di Soerakarta, Jawa Tengah, 25 November 1896 – meninggal di Steyl, Venlo, Belanda, 22 Juli 1963 pada umur 66 tahun, namanya dieja Sugiyopranoto) adalah Vikaris Apostolik Semarang, yang kemudian menjadi Uskup Agung Semarang. Ia juga merupakan Uskup pribumi Indonesia pertama. Sebagai seorang Pahlawan Nasional RI, berdasarkan SK Presiden RI no 152 tahun 1963 tertanggal 26 Juli 1963, beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giritunggal, Semarang. <== itu kata om Wiki.

Garin mengadaptasi sebuah biografi sang pahlawan menjadi kisah kehidupannya sehari-hari, banyak yang disampaikan melalui film ini baik itu dari ucapan maupun dari tindakan sang Romo Kanjeng.

"untuk apa menjadi bangsa yang merdeka, jika tidak bisa mendidik dirinya sendiri..."

itu kata-kata sang Romo yang ngebekas banget di otak gw dari film ini, melalui diplomatiknya ia menghadapi penguasa pendudukan pemerintah Jepang dan berhasil mengusahakan agar Rumah Sakit St. Carolus dapat berjalan terus. Berani melawan kolonial Belanda dan Jepang dengan caranya sendiri, dihormati dalam lingkungannya dan mengajarkan apa yang dimaksud dengan pemimpin.

"jika rakyat lapar, biarkan pemimpin yang pertama merasakannya. jika rakyat kenyang biarkan rakyat yang pertama merasakannya..."

Banyak petuah-petuah yang di sampaikan oleh Romo Soegija semasa kepemimpinannya menjadi Uskup Agung di Semarang.

Alur filmnya sendiri dibuat turun naik ya walopun terkesan datar, saat mata gw udah mulai jenuh tiba-tiba ada scene konyol dari si Butet a.K.a Toegimin, lalu udah mulai jenuh lagi datanglah sosok lelaki kurus kerempeng berambut kriwil dengan aksen yang sangat konyol dan kocag. Jadi penonton hampir terhibur melihat film ini ya meskipun makna yang tersirat dari film ini jelas banget kalo mau jadi pemimpin ya jalankan prinsip pemimpin, kalo mau jadi politikus harus punya mentalnya, jangan nantinya cuma jadi benalu bagi negaranya.

Oh ia dan film ini menggunakan beberapa bahasa sekaligus, Bahasa Jawa, Bahasa Belanda, Bahasa Cina, Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang. Alunan musik keroncong protokol juga bikin suasana makin berasa di Batavia Tempoe Doeloe. Musik-musik Belanda juga harmonis banget dimainkan didalam film ini. Cuma kalo dari sudut pandang gw ya, film dokumenter ini terlalu bercahaya layaknya film-film jaman sekarang, jadi kurang jadul sedikit, latarnya kurang kusam, cuma itu aja sih selebihnya gw salut sama Garin Cs yang bisa nyari celana kodok model kolonial Belanda.

Selesai nonton mana kontroversi gw bisa berpindah agamanya,,ya namanya ini film biografi seorang Uskup Agung ya harus ada kesehariannya dia selama menjadi Uskup dong, jadi lagi-lagi ini film bukan tentang Agama, dan jangan pernah deh bawa-bawa nama Agama kedalam lingkungan bermasyarakat yang berbhineka. NKRI ini butuh dan rindu yang namanya TOLERANSI.

Rekomen, ya sok monggo kalo mau nonton, tapi kali ndak rasanya bajakan or donlotan juga gw rekomen kok.