March 23, 2012

Anak ku...

(satu)

Anak ku..

Masih ingakah engkau dengan wanita tua renta yang sendiri ini?? Memimpikanmu laksana berharap kepada bumi yang tidak pernah mengeluh berputar mengililingi matahari. Masih sadarkah engkau bahwa wanita tua renta ini masih berpijak didapen rumah hanya untuk menunggumu? Menantikan kedatanganmu ibarat embun pagi yang segar mengiringi kicauan burung diatas ranting pohon itu. Masih adakah engkau menyimpan semua kenangan-kenangan mu bersama wanita tua jompo yang masih ingin bertatap mesra denganmu? Sesak dada ibu ketika kepingan – kepingan waktu masih terus menyala untuk sekedar membuat ibu tersentak bangun dan bergegas hanya karena tangis rengekmu saat kecil dahulu.

“jangan lupakan ibu sendiri disini nak, pergilah kejarlah cita-cita mu…”

Rumah ini makin sunyi sepeninggal ayahmu, lelaki yang selalu menemani ibu selama 60 tahun harus pergi untuk selama-lamanya. Ibu sendiri nak saat ini, ibu rindu denganmu, pulanglah barang sejenak menemui ibu, bercerita tentang kota besar disana, bergumam tentang tingkah laku istrimu dan cucu-cucu ibu yang lucu-lucu itu. Nak, ibu tau sebentar lagi ajal akan memanggil ibu, setiap orang rasanya tau mereka akan mati, tapi rasanya ibu masuk kedalam orang yang masih belum ingin cepat mati, karena ibu masih mengharapakan kedatanganmu menemui ibu barang sejenak.

Sesungguhnya nak, selain kamu siapa lagi yang ibu miliki didunia ini, engkaulah satu-satunya keluarga, pondasi dan landasan kokoh bagi ibu. Tanpa teringat wajahmu, tanpa tertulis tawamu, tanpa apapun tentang dirimu niscaya ibu sudah punah dari bumi ini. Nak, pulanglah atau memang engkau telah lupa dan tak ingin menemui ibumu.

(dua)

Anakku…

Berharap bahwa kau akan pulang membuat jantung ibu selalu berdegup kencang, ibu sudah menyiapkan sayuran-sayuran yang ibu petik dikebun belakang dan lauk pauk kesukaanmu, semuanya tinggal ibu olah menjadi masakan kesukaan mu, yang membuatmu bisa mencentongkan nasi berkali-kali. Hari ini entah bilangan bulan yang keberapa sejak kamu meninggalkan ibu untuk merantau dikota besar, kota yang katanya memberikan kehidupan yang lebih layak dari didesa, kota yang sepertinya penuh dengan bintang gemintang kehidupan mewah, dan kota yang telah membuatmu lupa untuk sekedar menanyakan kesehatan ibumu, lupa untuk mengecek apakah ibumu masih ada atau sudah tinggal nisan namanya, kamu lupa nak, bahwa ibumu ini selalu mengunggu kepulanganmu.

Ibu menulis surat ini bukan maksud untuk membebani kamu, untuk datang dan membawakan hasil dari kesuksesanmu dikota sana, ibu merasa tak berhak menikmati andil dalam kesuksesanmu, meskipun aku ibumu. Tak pernah dalam pikiran ibu untuk menagih atas jasa seluruh pengorbananku, mengganti popokmu saat kamu mengompol dimalam hari, mengajarkanmu selalu menggunakan tangan kanan untuk yang baik, menitahkan kakimu untuk berjalan, membimbingmu untuk melakukan kebaikan, bahkan merestui kepergianmu hingga saat ini yang tidak pernah kembali. Aku adalah ibumu, bukan orang yang menyewakan rahim lalu menagihnya saat kamu desawa dan sukses kelak. Tulisan ini bukan ditujukan agar kamu mengerti akan penderitaan ibu, nak. Ini bukan penderitaan, tetapi pengorbanan ibu untuk kebahagianmu, bagi ibu cukup melihat kamu tumbuh besar, dewasa, mandiri serta dapat membedakan mana tangan kanan dan mana tangan kiri, maka ibu bagagia.

Nak, senyum ibu tak akan habis barang sedikitpun, meskipun airmata ibu telah mengkristal menunggu kedatanganmu dari keriangan menjadi kesunyian. Nak, pulanglah atau memang engkau tidak niat untuk pulang dan lupa memiliki seorang ibu.

(tiga)

Anakku…

Hari-hariku semakin sepi, kesepian batinku telah memuncak. Sepi, siapa yang tahu akan sepiku? Tak ada, jangankan orang lain, engkau saja, anak darah dagingku sendiripun tak pernah tau akan sepiku ini. Sore ini, entah sore keberapa aku menuliskan surat kepada mu, wahai anakku. Masih saja ibu rela untuk menyia-nyiakan waktu untuk menunggu kepulanganmu, selalu saja jemari tangan ibu rindu untuk mengungkapkan keinginan memintanmu untuk pulang, meski kamu tak pernah membalasnya. Sampai kapanpun ibu harus menunggu kamu pulang, nak? Sampai kapan, ibu kangen kamu, anakku..



~r4,20120323~

2 comments:

TJ Sudirman said...

dear ibu, ntar aye juga balik. sabar dikit ngapa. baru sehari aye ga balik. plis deh.. *anak ngeselin*

situspoker online terpercaya di indonesia said...

Numpang Promo ya admin ^^

** www.MantapQQ.com **
Rasakan kenyamanan Bermain
Fair Play hanya di Mantap QQ

*Bonus Cash Back 0.3% untuk semua player
*Bonus Refferal 15% seumur hidup

Minimal Depo WD 20 ribu
Proses Depo WD tercepat......


1 User ID untuk 6 Game Populer
Bandar Q
Domino99
Poker Online
Adu Q
Capsa Susun
Bandar Poker

Info Langsung
*Pin BBM : 2EA0D276
*Skype : mantapqq
*phone : +855 9649-732-59
*Ym : mantap.qq@yahoo.com

DAFTAR = www.mantapqq.com